Minggu, 30 Maret 2014

PERLAHAN

Perlahan langkahnya menghilang..
Perlahan pula namanya menjadi asing ku dengar..
Gambaran kebahagiaan yang sempat terceritakan pun menjadi sebuah kekonyolan yang aku sendiri sering tertawa karnanya..
Perlahan mulai jelas..
Siapa aku?? Siapa dia??
Bila dulu perbedaan terasa ingin disamakan..
Bila dulu kekurangan terasa ingin dilebihkan..
Lalu kini tlah jelas..
Tak ada yang bisa lebih indah dari sesudah ini..

Menjauh mungkin jalan terbaik..
Menyudahi penantian juga adalah hal yang wajar..
Karna tlah sekian lama menunggu..
Harus terkecewakan dengan kata belum bisa melupakan..

Lalu Apalagi yang perlu dibahas..?
Telah jelas kini siapa aku siapa dia..
Semuanya sama saja..

Bila pembelaannya adalah benar..
Bila alasannya adalah tepat..
Akukah yang salah itu..?
Aku sedang mencari-cari yang terbaik..
Bukan maksud mengacuhkan segala pandangan..
Aku tidak mau terlalu kecewa..
Mengharapkan yang semu itu..
sekejam aku mematahkannya..
Karna hati yang kuat yang ingin kumiliki.                                                                                                  Bila kini perlahan ceritanya mulai sirna..
Bila kini perlahan mimpi akan hilang
Bila kini perlahan segala semangat ikut memudar..
Mungkin memang benar..
Semua ini hanya sebatas mimpi..

Maka cukup sudah berlalu..
Anggaplah semua sama saja..
dimasaku yang lalu pun begini..
Menutupi kisah dengan harap yang sia-sia..

Adakalanya mimpi yang indah harus terbenam disana..

Dear

Dear..
Berapa lama aku bisa bertahan..
Sejauh ini kupaksakan untuk menahankannya..
Memilih diam dan terus lakukan apa yang menjadi kebiasaan..
Aku berusaha terus menjadi apa yang diharapkan..
Berpura-pura menikmati kebahagiaan ini..
Berpura-pura menyamankan keadaan ini..

Aku tak tau pasti selama apa aku menyanggupi ini..
rasanya ingin menukar jiwa ini kepada siapa saja..
Rasanya ingin menukar pemikiran ini kepada siapa saja..
Rasa hilang arah menghantui setiap jejak-jejak yang ku buat..
Rasa jenuh menjadi ciri khas yang biasa terbaca..
Aku tidak mengerti..
Sampai kapan aku bisa...

Tuhan tau tanpa harus kuberi tau..
Tuhan pahami tanpa harus kuminta..
Tuhan pasti mendengar setiap ocehan dalam hatiku...
Tuhan pasti memaklumi setiap bisikan keluhanku.. 


Seandainya ini mudah terkatakan..
Tanpa harus kupersulit ini dengan kata-kata yang aku sendiri tak bisa memahaminya..
Seandainya ini mudah kulakukan..
Tanpa harus kubebankan pikiranku dengan apa yang aku sendiri tak bisa mengartikan maksudnya..

Aku tak tau..
Seberapa lama waktu bertahan membiarkan aku berpura-pura tahan dengan ini..

Adakah kalimat yang bisa menenangkanku..
Kegelisahan.. Rasa sakit..
Apa arti ini??
Tuhan pasti tau maksud semua ini..
Pasti ada jalan yang terbaik yang tlah dpersiapkan untukku..
Aku hanya perlu menunggu..
Bukankah begitu??


Jiwa mana yang bisa kutukari dengan jiwaku ini??
Seandainya bisa memilih tanpa harus diributkan lagi..
Aku mau memilih sendiri..
Jauh dari siapa pun yang memberatkan langkahku..

Adakah tempat
Yang bisa mengindahkan pikiranku..
Yang bisa mengisi setiap kekosongan yang terpancar dari tatapanku..
Aku merasa perlu..
Aku merasa butuh..
Seandainya bisa..


puisiku


PUISI ku

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
dalam hatiku ini...
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa yang tidak kau harapkan
waktu telah mengantarkan kita pada satu titik pemahaman                                                                   bahwa di dunia ini tak ada yg abadi                                                                                                          Kini saatnya kita harus berjalan sendiri                                                                                           Melangkah mengikuti takdir yang telah tergariskan                                                                               Dalam ruang dan waktu yang berbeda                                                                                                 Ketika kebersamaan menjadi langka                                                                                                        Ketika canda tawa begitu berharga                                                                                                         semoga waktu tak membuat kita lupa                                                                                                   Bahwa kita pernah ada                                                                                                                          Pernah punya cerita                                                                                                                                Sahabat, abadilah tercipta lebih dari cinta